Setelah saya mendatangi museum Ullen Sentalu, saya diberi saran untuk sekalian datang ke museum Merapi yang lokasinya tak jauh dari sana. Apakah museum ini berisi cerita-cerita kronologis mengenai meletusnya gunung Merapi beberapa tahun yang lalu? Well, mari kita coba liat
Benar saja, lokasi museum ini memang benar-benar dekat dari Ullen Sentalu. Begitu sampai, saya langsung disambut bangunan museum yang bentuknya memang menyerupai gunung. Begitu masuk, saya ditanyai apakah hanya akan membeli tiket masuk atau mau sekalian membeli tiket untuk menonton film kronologis meletusnya gunung Merapi? Saya pun memilih untuk membeli tiket masuk sekaligus tiket film.
Karena jam sudah menunjukkan waktu pemutaran film, saya bergegas menuju auditorium tempat pemutaran film. Selain menjelaskan kronologis meletusnya gunung Merapi beberapa tahun yang lalu, film itu juga menjelaskan mengenai proses yang terjadi dalam meletusnya gunung secara ilmiah.
Ketika filmnya usai, saya pun berkeliling museum. Sesuai dengan namanya, museum ini memang berisi mengenai pengetahuan mengenai proses meletusnya gunung serta replika gunung yang menggambarkan kronologis meletusnya gunung Merapi.
Sepintas, saya merasa kok museum ini kok gini aja ya isinya? Sangat berbeda dengan Ullen Sentalu tadi yang begitu wah. Tapi ternyata masih ada kejutan lain di wisata museum Merapi ini.
Seorang Bapak yang sedang duduk di atas mobil Jeep touringnya tiba-tiba menyapa saya, “Mbak mau wisata ke gunung Merapinya langsung, ndak?” Katanya kalau saya ikut, selain diajak ke gunung Merapinya langsung, saya juga bakal diajak ke lokasi pemukiman warga yang terkena limpahan lava untuk melihat peninggalan-peninggalannya. Wah menarik ya? Akhirnya saya menyetujui ajakan Bapak tersebut dan segera membayar biaya tur yang dinamai Bapak ini, ‘Lava Tour’.
Sesuai janji, sebelum kami ke gunung Merapi, Bapak ini mengajak saya ke pemukiman warga yang menjadi salah satu korban bencana meletusnya gunung Merapi. Ternyata, sisa-sisa barang-barang yang terkena luapan lava sebagai bukti nyata bencana tersebut kini dikumpulkan dalam museum mini yang mereka beri nama ‘Museum Mini : Sisa Hartaku’. Dari museum inilah, kini mereka yang menjadi korban mencari penghasilan dari para pengunjung yang datang. Saya pun diberitahu bapak supir Jeep saya, kalau ternyata para supir yang sekaligus menjadi guide ‘Lava Tour’ bekerja sama dengan para warga yang sekarang mengelola museum mini tadi, agar para pengunjung yang akan ke gunung Merapi, ‘dibelokkan’ terlebih dahulu ke museum mini ini.




Selain melihat-lihat peninggalan-peninggalan, warga yang mengelola museum ini juga banyak bercerita pada saya mengenai apa yang mereka alami saat kejadian, dan menunjukkan pada saya foto-foto dokumentasi ketika tim SAR berusaha menyelamatkan siapa pun yang masih ‘terjebak’. Mereka juga berharap dengan adanya museum ini, mereka bisa mendapatkan penghasilan kembali, seperti dulu.
Usai mengunjungi museum mini ini, saya segera menuju ke gunung Merapi. Trek yang kami lalui penuh dengan batuan besar dengan pemandangan reruntuhan rumah-rumah warga di samping kiri dan kanan.
Begitu sampai di gunung Merapi, sebenarnya bapak supir menawarkan untuk mengantar saya sampai ke puncak gunung merapi dan bahkan mengunjungi situs Mbah Marijan. Tapi karena cuaca yang saat itu kurang mendukung, petugas di sana tidak memperbolehkan kami untuk ke sana, jadinya kami hanya berfoto di kaki gunung Merapinya saja hehe.
Gimana, seru kan? Saya rekomen banget deh pokoknya kalo ke Jogja harus coba ke sini hehe
FAQ Museum Merapi
- Tiket masuk museum Merapi ini Rp 3,000 dan Rp 5,000 untuk film, jadi kalau mau beli dua-duanya, Rp 8,000*
- Apakah di dalam museum Merapi boleh ambil foto? Sangat boleh kok
- Kalau mau ikut ‘Lava Tour’ gimana caranya? Tinggal temui aja bapak-bapak yang lagi nongkrong di mobil Jeep di parkiran museum Merapi (di Ullen Sentalu ada juga sih sebenernya, tapi lebih banyak di museum Merapi). Waktu saya kemarin sih biaya Lava Tournya Rp 350,000 dengan durasi tur 2 jam (sudah termasuk tiket ke museum mini : sisa hartaku dan tiket ke gunung Merapi)*
- Berhubung trek ke gunung Merapinya berat (penuh tanjakan lika-liku dan berbatu), saya saranin kalau kesana jangan maksain pake mobil pribadi ya, udah ikutan Lava Tour aja, worth it banget kok! Yaa..kecuali kalau emang mobilnya emang mobil off road dan emang mau nyobain ke sananya sendiri sih ga masalah hehe
- Berhubung mobil Jeep yang digunakan dalam Lava Tour ini terbuka, jadi saya saranin bawa topi atau payung ya, siapa tahu tiba-tiba di tengah jalan hujan
*Harga sewaktu-waktu bisa berubah