(Hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saat menunaikan ibadah haji)
Note : Mohon maaf bila terdapat banyak typo karena saya mengetik tulisan ini dengan handphone, bukan laptop. Silakan dishare, tapi tolong jangan lupa cantumkan sumbernya yaa terima kasih 🙂
[Diary Haji] Day 2 : Kisah Kota Madinah
Madinah, 2 September 2015
Assalamualaikum
Halo, saya Yunda, 19 tahun, tinggal di Bandung. Alhamdulillah saya dan keluarga saya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, Insya Allah. Doakan kami jadi haji mabrur ya 🙂
Banyak sekali peristiwa penting yang terjadi di kota Madinah ini terutama pada zaman Rasulullah saw saat hijrah kemari. Hingga kini peninggalannya masih berbekas, agar setiap detail kisahnya bisa diketahui, dipelajari, dan diceritakan kembali pada generasi selanjutnya.
Dan hari ini, saya akan berkeliling Madinah untuk melihat tempat-tempat bersejarah itu.
***
Tempat pertama yang kami datangi adalah gunung uhud yang menjadi saksi sejarah kisah peperangan uhud. Fyi, dalam perang uhud ini sebenarnya umat Islam sudah hampir menang, namun para pemanah yang saat itu diperintahkan Rasulullah untuk tetap bersiaga di atas bukit, tergiur oleh harta rampasan yang ada di lembah gunung, sehingga sebagian dari mereka menuruni bukit untuk mengambil harta. Akibatnya, pasukan kaum kafir segera menyerang para pemanah muslim yang ada di lembah dari atas gunung.
Kontur gunung uhud ini dipenuhi demgan batuan tajam dan juga lereng yang cukup sulit didaki, jadi bisa dibayangkan betapa luar biasanya perjuangan kaum muslimin saat berperang sini, zaman dulu perang kan nggak pakai tank, ya langsung main serbu aja.
Dan di dekat sana, terlihatlah bukit arrumah, bukit yang menjadi tempat para pemanah kaum muslimin bersiaga saat itu, sayangnya saat saya ke sana, bukit ini dipenuhi banyak orang .-.

Tak jauh dari gunung uhud, terdapat kompleks pemakaman uhud yang menjadi tempat para syuhada yang syahid, termasuk paman Rasulullah, Hamzah, dimakamkan. Pemakamannya memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan pemakaman taman pahlawan di Indonesia. Di sini, pemakamannya hanya berupa suatu lapangan tanah dan diberi batu nisan biasa. Batu nisannya sendiri sudah banyak yang termakan usia, sehingga yang tersisa tinggal batu nisan yang diperkirakan milik almarhum Hamzah, paman Rasulullah.

Kompleks pemakaman ini tidak boleh dimasuki orang karena di dalamnya tidak ada jalan setapak, sehingga dikhawatirkan kalau kita masuk, malaj menginjak makam.
Oiya sempat ada hal unik saat saya sedang melihat pemakaman ini. Saat itu tiba-tiba ada seorang Arab di depan kami yang langsung memimpin doa. Pertamanya saya ikuti saja, apalagi dia menyebut nama Hamzah dalam doanya, Dari beberapa kalimatnya, yang saya paham adalah oramg Arab ini mengajak untuk memberikan salam pada para syuhada yang dimakamkan di sana.
Namun, tiba-tiba orang ini juga menyebut nama Ammar bin Yasir yang setahu saya tidak meninggal dalam perang uhud. Saya langsung berhenti, tapi orang lain masih terus mengikuti doa Bapak ini, sampai akhirnya ketua rombongan memberikan kode pada kami agar kami pergi secara perlahan meninggalkan Bapak itu. Dan ternyata setelah dijelaskan, Bapak itu adalah….
…orang gila .-.
***
Selanjutnya kami melewati masjid qiblatain, masjid yang menjadi saksi berubahnya kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka’bah. Sayangnya kami tidak mampir jadi saya juga tidak bisa foto.
Dan akhirnya kami mampir ke masjid kuba, masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah di Madinah, bahkan sebelum masjid nabawi. Rasulullah pernah bilang kalau melaksanakan shalat di sini, Insya Allah akan sama pahalanya dengan melaksanakan umroh satu kali, Masya Allah. Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk bisa shalat di sini.
Beres shalat kami pulang ke hotel, agar bisa istirahat sebelum adzan dhuhur memanggil.
***
P.s. Kalau ada salah info tolong dikasih tahu ya, makasih 🙂
Originally posted on my tumblr, arahmadini.tumblr.com