Life in Hong Kong : Naik Bianglala Hong Kong Observation Wheel

Tak lengkap rasanya jika jalan-jalan ke Hong Kong tanpa mencoba naik bianglalanya yang terkenal, Hong Kong Observation Wheel. Selain merupakan salah satu tempat wisata ikonik, bianglala ini juga menarik perhatian karena berada tepat di pelabuhan Central alias di pinggir laut, jadi kebayang dong semenarik apa pemandangan yang bisa dilihat dari bianglala ini?

Sebelumnya saya sempat ragu apakah saya bisa coba naik bianglala sebelum pulang ke Indonesia? Karena sejak covid, bianglala ini selalu tutup demi mencegah penyebaran covid. Nah, saat libur panjang Dragon Boat Festival kemarin saya iseng cek apakah sudah buka atau belum dan ternyata sudah! Jadi saya langsung berencana pergi ke sana.

Sebelum main ke bianglala, saya sempat pergi ke The Peak. Bisa dibilang, The Peak salah satu tempat wisata favorit saya sih terutama kalau lagi butuh refreshing dengan menikmati pemandangan Hong Kong dari ketinggian. Sempat khawatir saya nggak bisa lihat apa-apa karena begitu tiba di The Peak ternyata hujan deras. Untungnya, hujannya tidak lama jadi saya bisa langsung jalan ke spot untuk melihat Hong Kong dan langsung menghabiskan waktu entah berapa lama untuk sekedar mengambil foto atau menikmati pemandangan ditemani aroma petrichor, semilir angin sepoi, dan suara burung berkicau. Menenangkan sekali.

Puas menikmati pemandangan dan mencari makan siang, saya langsung turun ke kota, ke Central. Tadinya mau langsung naik bianglala, tapi berhubung saat itu sudah masuk waktu shalat, saya putuskan untuk mencari masjid dulu.

Saya juga baru tahu ternyata di kawasan Central ada juga masjid karena saya tahunya masjid terdekat dari The Peak adanya di Causeway Bay. Cukup menarik perjalanan mencari masjid ini karena ternyata saya harus melewati eskalator yang terkenal di Hong Kong, namanya Central Mid-Levels Escalator. Kenapa bisa terkenal? Karena eskalator ini ada di tengah jalan, bukan di dalam gedung. Eskalator ini sangat panjang tapi memang terbagi ke beberapa bagian. Fungsi eskalator ini untuk memudahkan para pengunjung yang sedang berjalan-jalan di Central karena jalanannya yang cukup menanjak dan curam, menarik ya?

Setelah naik beberapa eskalator saya tiba di masjid yang namanya masjid Jami, yang katanya merupakan masjid tertua di Hong Kong sekaligus masjid yang menjadi tonggak penyebaran agama Islam di Hong Kong. Bangunannya pun memang terlihat tua dan sederhana. Tetapi entah kenapa melihat masjid ini berdiri tegak di antara gedung-gedung tinggi di Central seperti sebuah oase tersendiri menurut saya hehe.

Lanjut, setelah selesai shalat saya berangkat menuju bianglala. Sayangnya eskalator yang tadi cuma ada untuk naik, tidak ada yang turun. Kalau turun mau nggak mau harus menuruni tangga, ya tidak apa-apalah hehe.

Setelah sekian lama berjalan akhirnya sampai juga di bianglala Hong Kong Observation Wheel! Setelah liat dari dekat ternyata tinggi juga bianglalanya, lebih tinggi dari yang JGC sepertinya. Yang ini tingginya sekitar 60 meter, wow! Saya sempat ngeri sendiri, berani nggak ya saya, mana saya sendirian.

Saya langsung mengantri untuk naik karena sebelumnya saya sudah beli tiketnya secara online dengan harga yang sangat murah untuk ukuran naik bianglala, HKD 20 (IDR 40K)! Murah kan?

Saat mengantri, para petugas memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik, dan juga mereka selalu membersihkan bianglala setelah dinaiki pengunjung dan sebelum dinaiki pengunjung berikutnya. Oh ya, kita tidak akan digabung juga dengan pengunjung lain, jadi karena saya sendirian ya di dalam bianglalanya juga sendirian hehehe.

Tiba giliran saya untuk naik eh tapi hujan turun deras sekali! Saya tadinya sempat kepikiran mungkin bianglala akan dihentikan sementara, tapi ternyata tidak jadi saya masih disuruh naik. Saya sempat khawatir, aman tidak ya, takut bianglalanya goyang-goyang.

Tapi ternyata ketakutan saya tidak terjadi, bianglala tetap berputar pelan dengan stabil, tidak goyang sama sekali walaupun hujan deras. Sayangnya saya jadi nggak bisa lihat apa-apa karena kaca bianglala tertutup air hujan. Untungnya bianglala ini berputar 3 kali selama 15-20 menit, saya berdoa semoga di putaran kedua dan ketiga hujannya reda.

Dan tak terasa sudah 3 putaran, itu tandanya saya harus turun dan mengakhiri naik bianglalanya. Rasanya ingin naik lagi tapi sayang hari sudah mulai malam dan mulai mendung lagi, jadi saya harus cepat pulang sebelum hujan turun.

Kapan-kapan saya mau naik lagi ! 🙂

FAQ

  1. Hong Kong Observation Wheel berada di taman AIA Vitality Park, sangat dekat dengan pelabuhan feri Central Pier. Kalau naik MTR tinggal naik ke stasiun Central (Red Line)
  2. Untuk pembelian tiketnya bisa on the spot atau secara online di websitenya : hkow.hk Saya sarankan belinya online saja biar begitu sampai langsung mengantri untuk naik bianglalanya saja
  3. Harga tiketnya untuk Dewasa HKD 20 (IDR 40K), Anak-anak usia 3-11 tahun HKD 10 (IDR 20K), Lansia usia 65+ atau pengunjung dengan disabilitas HKD 10 (IDR 20K), dan Anak-anak di bawah usia 3 tahun gratis
  4. Jangan lupa bawa kamera untuk foto-foto ya!