Libur Imlek di Hong Kong selama 4 hari -Jumat sampai Senin- rasanya sangat sayang untuk dilewati begitu saja tanpa mencoba jalan-jalan ke tempat wisata khas Hong Kong. Setelah sebelumnya saya sempat main ke The Peak dan Avenue of Stars, kali ini saya mau coba untuk naik gondola ke Ngong Ping yang katanya termasuk 10 gondola (cable car) terbaik di dunia!
Selain mau mencoba naik gondola, katanya di Ngong Ping banyak tempat wisata menarik untuk dikunjungi, yaitu Ngong Ping Village, Po Lin Monastery (kuil untuk berdoa dan beribadah), Wisdom Path, jalur treking Lantau Peak, dan yang juga cukup terkenal, patung Big Buddha yang katanya merupakan patung Buddha duduk terbesar di Asia.
Pagi-pagi sekali saya berangkat naik MRT ke pulau Lantau, tempat di mana Ngong Ping berada. Saya pikir perjalanannya akan cukup lama mengingat MRT harus ‘menyebrang’ pulau ke Lantau tapi ternyata kurang dari setengah jam saya sudah tiba di stasiun MRT Tung Chung, stasiun terdekat ke Ngong Ping.
Tak jauh dari stasiun, sudah terlihat petunjuk arah ke tempat pembelian tiket gondola. Saat saya tiba ternyata sudah banyak yang mengantri. Antrian dibagi menjadi dua, antrian bagi yang sudah membeli tiket di website dan yang baru mau beli tiket seperti saya. Orang-orang yang sudah punya e-ticket akan didahulukan.
Tak lama setelah itu, saya diminta maju dan naik eskalator. Saya pikir ‘wah cepet banget ngantrinya’. Tapi ternyata… tidak segampang itu fergusooo :p
Ketika sudah naik, ternyata antriannya masih sangat panjang. Saya jadi menyesal tidak membeli tiket di website. Padahal saya sudah datang pagi-pagi lho, saya datang jam 10 pagi. Tapi ternyata keliatannya banyak yang jauh lebih pagi dari saya ya hehehe.
Setelah 2 jam menunggu akhirnya tiba giliran saya beli tiket gondola. Ada dua tipe gondola yang bisa dipilih, standar dan kristal. Bedanya apa? Yang kristal ini lebih ‘menantang’ karena lantainya lantai kaca, jadi bisa melihat pemandangan ke bawah juga. Saya pilih yang standar saja lah, harga tiketnya untuk pulang-pergi HKD 235. Lumayan mahal juga.
Tapi ternyata itu sangatlah sebanding dengan pengalaman ‘terbang’ selama 25 menit sekali jalannya. Kita akan disuguhi pemandangan menakjubkan mulai dari laut, bukit, bandara Hong Kong, kawasan apartemen di Lantau, bahkan juga terlihat tempat penyebrangan (yang sepertinya) menuju Macau. Tak perlu khawatir soal protokol kesehatan Covid, setiap ada penumpang turun gondola, petugas dengan sigap mengepel dan mengelap gondola dengan disinfektan. Saya yang solo travel ini juga diuntungkan karena tak perlu digabung dengan pengunjung lain yang juga sendirian atau hanya berdua. Enak kan?




Meskipun saya tidak takut ketinggian, nyatanya saya sempat sedikit ketakutan juga terutama saat gondola menanjak naik, ataupun saat gondola tiba-tiba tertiup angin dan bergoyang sedikit. Untuk saya pesan tiket gondolanya yang standar ya, kalau yang kristal gimana coba? Untuk mengikis rasa takut, saya habiskan waktu 25 menit dengan mengambil banyak foto, video, dan selfie sambil berulang kali mengatakan ‘Wow’ tiap kali melihat pemandangan indah di depan mata.
Tak terasa 25 menit berlalu dan tibalah saya di stasiun gondola Ngong Ping. Begitu tiba, seperti biasa kita akan ditawari berbagai macam oleh-oleh termasuk foto kita (saat naik gondola di awal, akan ada fotografer yang memfoto kita) tapi saya tidak ambil fotonya karena tahu harganya pasti mahal :p
Keluar dari tempat oleh-oleh, kita akan disambut dengan tulisan Ngong Ping Village. Ada gapura dan banyak toko oleh-oleh dan makanan dengan desain seperti kuil. Saya baru ngeh di situ, ternyata Ngong Ping Village ini isinya memang banyak oleh-oleh khas Hong Kong, mulai dari tas, magnet, gantungan kunci, baju, sampai sumpit pun ada semua.



Setelah berjalan-jalan melewati Ngong Ping Village, kita akan diambut banyak patung prajurit (kelihatannya begitu sih menurut saya) dan terlihat tempat berdoa. Dari situ juga terlihat gapura menuju kuil Po Lin Monastery dan juga tangga menuju patung Big Buddha. Sayangnya, Big Buddha sedang dalam tahap renovasi sejak Juni 2020 lalu, sehingga kita tidak bisa melihat patungnya, hanya bisa naik tangganya saja. Tapi karena saya sedang malas naik tangga jauh, akhirnya saya berjalan lagi mencari arah ke Wisdom Path yang letaknya tak begitu jauh dari kuil.



Saya sempat takut salah arah karena ketika menuju Wisdom Path, sepertinya sudah mulai keluar kawasan, ditandai dengan jalanan yang tadinya jalan aspal menjadi jalan tanah. Tapi berhubung banyak orang yang juga berjalan ke arah yang sama seperti saya, ya saya ikuti saja sambil memastikan melalui petunjuk arah yang ada di sepanjang jalan.
Dan tak beberapa lama setelah itu saya akhirnya tiba di Wisdom Path yang ternyata letaknya dekat dengan jalur treking Lantau Peak. Saya lihat banyak sekali ternyata orang yang treking ke sana. Dengar-dengar memang pemandangan yang ditawarkan Lantau Peak ini bagus, terutama saat sunrise. Namun karena saya cuma sendirian dan tak biasa treking jauh dengan medan yang cukup mendaki seperti itu, saya memang tak ada niat untuk coba, takut nggak kuat :p
Saya pun menuju Wisdom Path yang ternyata merupakan tempat berisikan monumen-monumen kayu dengan kaligrafi. Tulisan kaligrafinya sendiri sejauh yang saya tahu merupakan isi dari Heart Sutra. Berhubung kaligrafinya menggunakan bahasa Cina, jadi saya tidak paham apa artinya. Banyak orang datang ke sini untuk mencoba membaca kaligrafinya dan juga tentunya berfoto.



Setelah dari Wisdom Path, saya berjalan kembali kali ini menuju kuil Po Lin Monastery. Kuilnya cukup besar didominasi warna merah dan emas. Berhubung saat itu banyak orang yang ke kuil untuk berdoa dan beribadah, saya tidak ikut masuk kuil, saya hanya memfoto kuil dari samping. Di samping kuil ada toko-toko yang menjual dupa, sehingga pengunjung yang mau berdoa dan beribadah bisa langsung membeli dupa di sana.


Puas berkeliling dan mengambil foto, saya putuskan untuk pulang, kembali naik gondola. Padahal saya sudah coba naik saat berangkat, tetapi saat pulang rasanya saya masih saja terus terpesona tak henti-henti melihat pemandangan yang ada. Apalagi kali ini gondola bergerak turun, kebayang kan ya rasanya seperti apa? Entah kenapa saya senang bisa melihat pemandangan bandara Hong Kong, bukit Lantau, apartemen, laut, dan deretan gondola depan saya semua menjadi satu.


Dan tak terasa perjalanan saya pun selesai. Rasanya masih tidak percaya saya sudah ‘terbang’ setinggi dan sejauh itu. Pengalaman ‘terbang’ dengan naik gondola ke Ngong Ping beserta segala sensasi dan pemandangannya jelas akan menjadi salah satu pengalaman jalan-jalan terbaik yang pernah saya alami. Sangat pantas rasanya gondola Ngong Ping menjadi salah satu dari 10 gondola terbaik di dunia.
Jadi, enaknya ke mana lagi kita?
FAQ
- Jam buka Ngong Ping jam 10 pagi-6 sore
- Harga tiket gondola ke Ngong Ping (dari website resminya)
- Standar PP : HKD 235 (Dewasa), HKD 110 (Anak), HKD 155 (Lansia)
- Kristal PP : HKD 315 (Dewasa), HKD 190 (Anak), HKD 235 (Lansia)
- Standar + Kristal (jadi berangkat naik yang Standar, pulang naik yang Kristal) : HKD 290 (Dewasa), HKD 165 (Anak), HKD 210 (Lansia)
- Standar sekali jalan : HKD 160 (Dewasa), HKD 75 (Anak), HKD 105 (Lansia)
- Kristal sekali jalan : HKD 215 (Dewasa), HKD135 (Anak), HKD 160 (Lansia)
- Untuk informasi lebih detil soal Ngong Ping bisa dilihat di https://www.np360.com.hk/en/
- Untuk tahu keadaan cuaca terkini di Ngong Ping bisa lihat di https://visithk.weather.gov.hk/details.htm?poi_id=21
- Untuk teman-teman yang punya achrophobia atau takut ketinggian, saya tidak sarankan untuk coba naik gondola ke Ngong Ping karena gondolanya tinggi sekali dan perjalanannya cukup lama (25 menit sekali jalan). Teman-teman bisa coba untuk naik bis dari stasiun MRT Tung Chung, tinggal cari bis jurusan Ngong Ping
- Untuk menuju Tung Chung dengan MRT, bisa turun di stasiun Tung Chung (Orange Line)
Note :
Barangkali mau tahu soal kehidupan saya selama di Hong Kong, monggo bisa mampir ke highlight IG saya : https://www.instagram.com/stories/highlights/17889859558883037/