Serunya Bermain di Dago Dream Park

Setelah sekian lama tidak menemukan wisata outbound karena sudah mulai tergerus wisata foto, akhirnya saya menemukan Dago Dream Park, tempat wisata baru di Bandung yang menawarkan wisata outbound yang seru sekaligus wisata foto pemandangan hijau Dago nan ciamik. Penasaran?

Kemarin (29 Juni 2017), saya dan keluarga memutuskan untuk menghabiskan libur lebaran di Dago Dream Park ini (tumben banget ya saya bikin review tempat liburan nggak ‘sengaret’ biasanya hahaha). Sesuai dengan nama tempatnya, Dago Dream Park ini berlokasi di Dago, atau lebih tepatnya di daerah Dago Atas. Berhubung musim liburan, saya menyengaja untuk berangkat pagi-pagi sekali biar nggak macet dan gampang cari parkir. Dan benar saja, saya sampai sana sekitar pukul setengah 10-an dan tempatnya masih lumayan sepi.

Begitu sampai di Dago Dream Park, kita langsung diminta membayar tiket masuk sekaligus tiket parkir. Untuk tiket masuknya sendiri harganya IDR 20K* per orang dan tiket parkir IDR 5K* untuk motor dan IDR 10K* untuk mobil. Selanjutnya, kami langsung menuju tempat parkir yang letaknya cukup tinggi dan jalanan menuju tempat parkirnya sangat curam, jadi harus benar-benar hati-hati.

Dari tempat parkir, kami pun langsung meluncur ke tempat bermainnya, yang ternyata letaknya di bawah alias sebelum tanjakan menuju tempat parkir tadi yang ternyata jaraknya cukup jauh. Berhubung jalur yang dilalui wisatawan dijadikan satu dengan jalur mobil dan motor, jadi kami harus berhati-hati dan jalan di pinggir jalan agar tidak menghalangi mobil dan motor yang lewat.

IMG20170629095336
Jalan menuju wahana permainan

Begitu sampai di wahana permainan, saya langsung melihat wahana untuk anak-anak seperti sepeda, kereta mini, dan mandi bola. Awalnya bingung, kok wahananya Cuma sedikit? Setahu saya kan wahananya ada banyak. Akhirnya saya coba tanya ke penjaga loket tiket permainan yang kebetulan ada di sana, dan ternyata wahananya memang banyak banget, Cuma lokasinya ada di bawah. Karena tadinya saya sempat bingung mau main apa aja (karena nama wahana permainannya agak asing di telinga dan saya agak ga enak sama mbak-mbak penjaga loket yang harus berulang kali menjelaskan hampir semua wahana pada saya haha) akhirnya saya memutuskan beli satu tiket saja dulu, yaitu tiket flying fox (di sana namanya sky gliding), itu pun hanya membelikan tiket untuk sepupu saya karena saya pikir wahana flying foxnya hanya diperuntukkan untuk anak kecil (harga tiketnya bisa diliat di FAQ di paling bawah ya).

Untuk menuju wahana flying fox aka sky gliding ini, kita harus turun lagi menyusuri jalanan yang curam tadi, kemudian belok kanan. Di sana ada tangga turun dan jalan setapak berbatu menuju arena flying fox. Jalannya harus benar-benar hati-hati karena jalan setapaknya (menurut saya) terlalu kecil dan cukup berbahaya karena berbatu serta tidak ada teralis pengaman di samping. Apalagi jalanannya cukup naik turun, jadi lumayan menguras keringat. Ya nggak apa-apalah ya itung-itung olahraga hehe.

Begitu sampai, saya pun menemani sepupu saya antre naik flying fox. Dan ternyata orang dewasa juga boleh naik flying fox ini lo karena maksimum berat badan penumpangnya adalah 150 kg. Wah tahu gitu saya juga beli tiketnya ya, tapi berhubung saya males (lebih tepatnya cape) untuk kembali lagi ke tempat beli tiket yang tadi dan melihat antreannya yang semakin mengular, jadi saya pun urungkan niat untuk ikut naik flying fox. Oh dan satu lagi, flying fox ini juga bisa tandem lo, asalkan maksimum berat dua orang yang naik adalah 150 kg. Jadi barangkali kalau ada anaknya atau saudaranya pengen naik flying fox tapi takut, bisa ditemani oleh kakaknya atau orangtuanya. Sejauh yang saya lihat, flying fox di sini merupakan flying fox paling aman dari semua flying fox yang pernah saya coba, walaupun panjang lintasan dan ‘gaya’ flying foxnya masih kurang kalau dibandingkan dengan flying fox Kampung Gajah Wonderland yang mencapai 1 kilometer dan menawarkan flying fox dengan gaya terbang ala superman (eh masih ada ga ya flying fox di Kampung Gajah? Saya udah lama banget ga kesana hehe).

IMG20170629105017IMG20170629104931

Oke kembali ke laptop, setelah sepupu saya meluncur dengan sukses, saya pun langsung menyusul ke tempat pemberhentian flying foxnya yang (lagi-lagi) harus menuruni jalan setapak berbatu. Saya baru sadar, ternyata wahana permainannya memang sebanyak itu, tapi karena lokasinya di bawah, jadi tidak terlihat dari tempat saya beli tiket pertama tadi. Wahana permainnya bermacam-macam, ada yang cocok untuk anak-anak hingga untuk dewasa, semuanya ada. Mulai dari perahu kayuh untuk anak-anak, perahu dayung, kora-kora mini (iyaa..kora-kora yang seperti di Dufan itu), memancing ikan, berkuda, ATV, dan masih banyak lainnya. Dan jangan panik kalau beli tiket harus kembali lagi ke tempat awal tadi, karena di sini juga cukup banyak loket tiket yang dibuka. Kalau bingung soal arah yang harus dituju, hampir di setiap area disediakan peta lokasi yang bisa kita lihat biar tidak nyasar. Saran saya sih, petanya difoto saja biar enak hehe.

Setelah puas melihat-lihat wahana yang lain, sepupu saya ternyata ingin mencoba wahana ATV, tapi berhubung banyak sekali pengunjung yang juga ingin mencoba ATV, tiket ATVnya terpaksa ditutup dulu. Yaah sayang sekali, padahal treknya cukup menantang karena yang saya lihat harus melewati tanjakan dan juga lubang berkubang lumpur walaupun memang treknya pendek dan hanya dikasih waktu bermain ATV sebanyak 2 putaran saja.

IMG20170629105202
Trek ATV, Pendek Banget, Ya

Karena tidak jadi naik ATV, ayah saya memutuskan untuk mencoba wahana Anti Gravity, karena namanya yang unik, jadi marilah kita cari tahu itu wahana apa hehe. Lokasi wahana ini cukup berdekatan dengan ATV, walaupun masih harus berjalan kaki lagi sedikit jauh. Oiya, sambil jalan ke wahana Anti Gravity, ternyata ada ‘wahana’ yang namanya Ethnic Village. Sesuai dengan namanya, ‘wahana’ ini penuh dengan rumah-rumah bergaya etnik di tengah sawah dan pohon-pohon pisang. Tadinya saya bingung, kok wahana ini sepi banget ya nggak ada orang? Memangnya ini wahana apa sih? Ternyata itu Cuma wahana untuk foto-foto doang sekaligus tempat untuk melepas lelah. Dan tentu saja karena ini termasuk dalam list ‘wahana’, jadi kalo mau masuk kita harus bayar tiketnya dulu hehe. Saya sih nggak beli tiketnya, jadi saya Cuma bisa foto pemandangannya dari luar.

IMG20170629112822
Pemandangan Luar Ethnic Village

Oke lanjut ke wahana Anti Gravity. Setelah melalui (lagi-lagi) jalan berbatu yang sedikit menanjak, sampailah kami ke wahana yang ditandai dengan rumah besar yang terbalik! Waduh, apa isi rumahnya juga terbalik? Jawabnya adalah, ya! Hmm pantas saja nama wahananya Anti Gravity ya hehe.

IMG20170629110229
Tuh, Bener-Bener Kebalik, Kan?

IMG20170629110515

Setelah dari Anti Gravity, kami sempat bingung mau kemana lagi. Lagian saya juga kasihan sama ibu dan nenek saya yang memang ga kuat jalan di medan yang seperti ini (sudah saya bilang kan ya tadi kalau jalannya itu berbatu dan naik-turun?) kelamaan nunggu di food court. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali saja yang itu artinya kami harus kembali naik ke atas.

Sambil jalan, kami mampir sebentar di pusat informasi untuk menukarkan tiket masuk kami dengan stiker, gantungan kunci, dan bag tag. Oiya tiket permainannya juga bisa ditukar dengan yoghurt atau es krim.

IMG20170629113548
Pusat Informasi, untuk Menukarkan Tiket dengan Merchandise dan Yoghurt atau Es Krim

Lanjut lagi, kami menyusuri jalan sambil melihat-lihat wahana lain. Sebenarnya saya cukup tertarik dengan wahana yang namanya Lost in Paradise. Wahana ini sebenernya konsepnya adalah permainan ular tangga, tapi yang membuat wahana ini menarik adalah, yang menjadi pion pada permainan ini adalah diri kita sendiri! Jadi kita akan ‘benar-benar’ naik tangga, kemudian menuruni papan dengan ular alias seluncuran dan melewati tantangan-tantangan lain. Seru kan? Sayangnya kalau mau coba wahana ini, saya harus naik karena wahana ini tempatnya di atas (di dekat pintu masuk paling awal waktu kita membayar tiket). Wahana ini juga bersebelahan dengan wahana foto Selfie Extreme yang agak mirip dengan The Lodge Maribaya, tapi bedanya selain bisa berfoto di atas rumah pohon, kita juga bisa berfoto di atas karpet Aladin dan sepeda kumbang besar yang melayang. Duuh sebenernya pengen, tapi… ya lain kali saja deh kalau saya ke sini lagi.

Waktu kami naik ke atas kembali ke tempat awal, kami melihat ada bis warna-warni yang disebut Wara-Wiri. Ternyata bis ini merupakan transportasi yang disediakan oleh Dago Dream Park bagi para pengunjung untuk mengelilingi Dago Dream Park tanpa perlu cape-cape jalan. Wah tahu gitu dari awal saya naik bis itu saja ya. Tadinya ayah saya juga menawarkan untuk naik bis itu untuk kembali ke tempat ibu dan nenek saya menunggu, tapi karena antriannya yang panjang, kami pun memutuskan untuk jalan saja.

IMG20170629114729
Bis Wara-Wiri

Setelah menaiki tangga yang cukup tinggi, akhirnya kami sampai kembali ke tempat awal. Sambil melepas lelah, kami memerhatikan keluarga yang tengah mencoba wahana Hammpie, itu lo wahana foto di atas ayunan yang dipasang di pohon tinggi.

IMG20170629115203

Wah lapar juga ya setelah naik-turun tadi, setelah menemui ibu dan nenek saya, kami pun langsung membeli makan siang. Jangan khawatir soal pilihan makanan di sini karena sangat beragam, mulai dari makanan ringan, makanan berat Indonesian maupun Western food, hingga dessert seperti soft pudding dan lain-lain ada di sini, Cuma kita harus pintar-pintar milih karena ada food court yang harga makanannya cukup mahal hehe. Saya sih kemaren beli makananya di stand-stand yang dekat parkiran.

Sebelum pulang, sepupu saya katanya ingin coba panahan, ya sudah mau nggak mau balik lagi ke tempat beli tiket awal tadi karena di tempat panahan yang lokasinya sangat dekat dengan parkiran kami tidak ada loket tiket hahahaha. Saya pun mencoba panahan dan hasilnya, dari sekian anak panah yang ada, Cuma satu yang masuk sasaran, itu juga masih jauh dari sempurna hahahaha. Jangan khawatir kalau belum bisa memanah, di sana ada instruktur yang siap mengajari dan memmbenarkan posisi kita kalau salah.

IMG20170629131822

Selesai deh, kami pun langsung pulang. Di jalan menuju pintu keluar, saya baru sadar ada wahana Uncle’s Barn, yaitu wahana untuk memberikan makan untuk kelinci dan hewan-hewan lain. Wah seru ya, kok saya tahunya telat sih.

Well intinya, Dago Dream Park ini memang cocok untuk menjadi salah satu destinasi wisata keluarga, selain bisa bermain sepuasnya, bisa juga sambil foto-foto. Asik kan?

FAQ

  1. Harga tiket masuk IDR 20 K* per orang, untuk tiket parkirnya IDR 10 K* untuk mobil dan IDR 5K* untuk motor. Untuk tiket permainannya sendiri, bisa dilihat di sini

IMG20170629112647

Keterangan :

Kiddies Boat : perahu kayuh untuk anak-anak

Pirate’s Ship : kora-kora seperti di Dufan

Lost in Paradise : ular tangga dengan kita sendiri sebagai pionnya

Gembok Cinta : memasang gembok di pagar seperti di Paris

Hammpie : foto di ayunan gantung di atas pohon pinus

Anti Gravity : foto di rumah terbalik

Tanah Liat : membuat kreasi dari tanah liat

Ethnic Village : foto dan beristirahat di rumah-rumah kecil bernuansa etnik di tengah sawah

Sky Gliding : flying fox

Choo Choo Train : kereta kecil

Pine House : (kalau tidak salah) mandi bola

Geared Up : bersepeda mengelilingi trek yang disediakan

Row a Boat : perahu dayung mengitari kolam

Hook a Fish : memancing

Uncle’s Barn : memberi makan untuk hewan seperti kelinci dan hewan lain

Horse Around : Berkuda mengelilingi Dago Dream Park

Tarzan Cross : outbound (menaiki spider web, menyebrangi tali, dll)

Aladin’s Carpet : foto di atas karpet melayang

Sky Bike : foto di atas sepeda kumbang besar (saya kurang tahu apakah Cuma sekedar foto apa bisa dinaiki juga sepedanya)

  1. Dago Dream Park ini buka mulai jam 09.00 sampai jam 17.00. Biar puas mainnya, saran saya datangnya mulai pagi-pagi aja, selagi belum ramai, biar mainnya enak, cari tempat parkirnya juga enak. Semakin siang, semakin susah lo cari tempat parkirnya, apalagi musim liburan.
  2. Berhubung jalan menuju tempat parkirnya merupakan tanjakan curam (baik itu menuju maupun keluar), jadi pastikan mobil atau motor dalam kondisi yang baik ya, biar tidak mogok di tengah-tengah.
  3. Kalau saya boleh saran, tempat ini sebenarnya sangat cocok untuk anak muda karena memang tempatnya naik-turun, jalan setapaknya berbatu, dan jalan ke area bermain yang di bawah cukup jauh. Jadi cocoklah ya buat anak muda, kan bisa sekalian olahraga. Kalau bawa anak kecil atau memang nggak kuat jalan jauh apalagi di medan yang cukup berat ini, mending langsung beli tiket bis Wara-Wiri aja.
  4. Jangan pakai heels! Pasti kakinya cape soalnya, jadi mending pakai sepatu atau sandal yang nyaman. Kalau bisa sih pake sepatu olahraga atau sandal gunung.
  5. Kita memang tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman dari luar masuk ke wahana permainan, tapi kita masih boleh kok bawa makanan dari luar ke dalam Dago Dream Park untuk makan bersama keluarga. Kemarin saya lihat banyak keluarga yang menggelar tikar sambil membuka bekal untuk makan bersama.
  6. Kalaupun memang tidak bawa makanan atau minuman jangan khawatir, di sini banyak sekali food court yang menawarkan banyak makanan dan minuman. Di setiap loket tiket juga tersedia minuman.
  7. Soal toilet dan musholla jangan khawatir, di sini ada dua musholla dan juga toilet yang tersebar di banyak area.
  8. Buat yang bingung nukerin tiket untuk dapat stiker, gantungan, bag tag, yoghurt, dan es krim itu di mana, itu ditukerinnya di pusat informasi, lebih tepatnya di sebelah wahana perahu dayung alias Row A Boat.
  9. Berhubung tempat ini outdoor, jadi siap-siap bawa payung, jas hujan, atau minimal topi dan jaket ya
  10. Last but not least, jangan lupa bawa kamera atau handphone buat foto-foto hehehe
  11. Oiya barangkali butuh, ini saya kasih peta area lokasi permainannya

IMG20170629100019

*Harga sewaktu-waktu bisa berubah

Ps. Maaf ya tulisannya super panjang, semoga membantu teman-teman semua. Happy holiday 🙂