(Hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saat menunaikan ibadah haji)
Note : Maaf baru bisa post lagi padahal saya udah janji bakal post 9 Desember lalu, akhir-akhir ini koneksi wifi rumah saya jelek, jadi setiap mau ngepost ga bisa terus. Silakan dishare, tapi tolong jangan lupa cantumkan sumbernya yaa terima kasih 🙂
[Diary Haji] Day 36 : Janji untuk Kembali Lagi Suatu Hari Nanti
Bandung, 9 Desember 2015
Assalamualaikum
Hari ini, 7 Oktober 2015, memang bukan hari terakhir saya berada di Mekkah, tapi hari ini adalah hari terakhir saya bisa beribadah di Masjidil Haram sebelum meninggalkan tanah suci di keesokan hari kembali ke Indonesia.
Seperti biasa, saya beragkat ke Masjidil Haram pukul 2 subuh, agar dapat tempat di dalam masjid yang nyaman untuk melaksanakan qiyamul lail sekaligus shalat shubuh nanti. Yang membedakan dalam perjalanan ke masjid kali ini, setiap detik dalam bis benar-benar saya nikmati, sehingga perjalanan yang sebenarnya hanya memakan 5 menit itu terasa begitu lama.
Masih saya ingat, saat itu saya sengaja ambil tempat di lantai 2 yang menghadap langsung ke Ka’bah. Saya sudah niatkan di hari terakhir ini ibadah saya harus jauh lebih khusyu dibanding sebelumnya.
Usai qiyamul lail, seorang wanita Turki menawarkan saya biskuit asin, tak tanggung-tanggung saya diberi 4 keping biskuit meskipun saya sempat menolak. “It’s cold here, –sudahlah ambil saja, ini buat kamu biar tidak kedinginan,” begitu katanya.
Dalam hati saya bersyukur, entah sudah berapa kali Allah memberikan nikmatnya dengan berbagai cara selama saya di sini, terutama soal makanan tadi. Entah sudah berapa kali saya sering ditawari makanan, entah itu di masjid Mekkah, Madinah, bahkan saat lempar jumrah.
Setelah menunaikan shalat shubuh dan berpamitan dengan wanita Turki tadi, saya pun langsung menuju lantai 1, melaksanakan tawaf wada, alias tawaf perpisahan. Setiap putaran benar-benar saya hayati karena sadar bahwa ini adalah tawaf terakhir yang bisa saya lakukan. Termasuk juga saat shalat di depan maqam Ibrahim, saya benar-benar tak bisa menahan tangis. Kala itu, saat terakhir saya bisa berdoa di depan Ka’bah. Di depan Ka’bah. Rasanya saya tak sanggup menjelaskan perasaan saya waktu itu dengan kata-kata.
Hanya satu yang pasti, dari semua doa yang saya panjatkan, terselip satu harapan yang mudah-mudahan bisa terkabul suatu hari nanti.
Ya, suatu hari nanti saya akan kembali lagi, Insya Allah
Dan berakhirlah sudah kisah perjlanan saya di sini. Saya melangkah keluar Masjidil Haram dengan perlahan, bahkan saya sengaja ambil rute memutar demi berlama-lama di Masjidil Haram. Ya, rasanya sangat berat memang meninggalkan tanah suci yang membawa atmosfer beribadah yang sungguh luar biasa, membuat kita takkan pernah lelah beribadah. Ingin rasanya selamanya tinggal di sana, melupakan semua urusan duniawi yang ada di Indonesia.
Ah, tapi tentu saja itu tak mungkin bukan. Bahkan Rasulullah pun mengajarkan kita untuk selalu seimbang dalam urusan akhirat maupun dunia. Dan justru di sinilah tantangannya, apakah setelah pulang nanti kita masih bisa mempertahankan amalan kita selama di tanah suci dengan tetap melanjutkan urusan duniawi dengan baik atau tidak.
Nama saya Yunda, 19 tahun, tinggal di Bandung, dan inilah akhir perjalanan haji saya dan keluarga saya tahun 2015 ini. Doakan kami bisa istiqamah dan suatu hari nanti bisa kembali lagi ke tanah suci ya 🙂
-end-
p.s. Saya mau berterima kasih pada semua orang yang sudah membaca tulisan-tulisan ini maaf kalau ada salah kata. Kalau ada pertanyaan silakan bisa langsung komen di sini, terima kasih 🙂
Originally posted on my tumblr, arahmadini.tumblr.com