[Diary Haji] Day 18-20 : Ada Apa di Arab? 2

(Hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saat menunaikan ibadah haji)

Note : Mohon maaf bila terdapat banyak typo karena saya mengetik tulisan ini dengan handphone, bukan laptop. Silakan dishare, tapi tolong jangan lupa cantumkan sumbernya yaa terima kasih 🙂


[Diary Haji] Day 18-20 : Ada Apa di Arab ? 2

Mekkah, 20 September 2015

Assalamualaikum

Halo, saya Yunda, 19 tahun, tinggal di Bandung. Alhamdulillah saya dan keluarga saya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, Insya Allah. Doakan kami jadi haji mabrur ya 🙂

Sebelumnya mau minta maaf dulu, saya postnya langsung dibabat tiga hari begini karena memang tidak ada agenda khusus, malah kami disuruh istirahat karena hari senin malam sudah harus berangkat untuk wukuf, mohon doanya ya semoga lancar. Maaf juga mungkin selama seminggu ke depan jadinya belum bisa nulis dulu, diusahakan begitu semua proses haji beres langsung cerita lagi 🙂

Oke mulai aja ya, saya mau cerita apa aja sih yang ada di Mekkah ini. Untuk orang-orangnya sendiri, memang karakternya lebih kasar dan cuek, agak sulit diatur juga. Ini bisa dilihat dari perkotaannya yang tidak seteratur Madinah.

Selain itu ingat kejadian badai pasir sebelum crane jatuh? Nah, waktu itu banyak sekali pohon tumbang dan sampai sekarang masih banyak pohon tumbang yang dibiarkan saja, tidak diberesin atau gimana. Terus di sini, orang-orangnya kalo menyetir ngebut-ngebut, seperti di film Fast and Furious (eh serius lo, soalnya saya pernah liat orang Turki nyebrang dan keserempet kakinya),  jadi kalo mau nyebrang harus ekstra hati-hati, supir-supir ini tidak mau tahu ada orang nyebrang apa nggak, kita nyebrang pun mereka nggak akan memperlambat lajunya, jadi nyebrangnya memang harus agak berlari.

Di sini juga banyak toko oleh-oleh meskipun tidaj selengkap dan semurah Madinah. Ada warung-warung juga yang menyediakan sayur mayur dan berbagai bahan masakan yang sering kita temui di Indonesia seperi bawang merah, bawang putih, bayam, kangkung, dan lain-lain

Oiya soal cuacanya sendiri, alhamdulillah cuacanya cukup bersahabat, suhunya bahkan hampir sama dengan di Indonesia meskipun kalau siang tetap harus pakai topi dan masker, tapi ya tidak seperti Madinah sih yang anginnya saja menghembuskan udara panas.

Untuk makanan sendiri, selain kuliner Arab, di sini juga didominasi makanan Turki selain kebab. Nah, jadi mumpung sekarang lagi di Arab (baca : males masak) jadi bolehlah wisata kuliner hehe.

Saya waktu itu coba roti kubus, kuliner khas Arab berupa roti gandum berbentuk lingkaran yang dicocol ke sup jagung yang dimasak dengan bumbu plus minyak zaitun. Selain bergizi dan mengenyangkan, makanan ini murah meriah, rotinya saja 1 real dan satu sup 2 real jadi totalnya 3 real alias 12000 rupiah saja dan satu porsinya bisa untuk empat orang saking besarnya roti dan mengenyangkannya. Ya kalo mau irit-irit tinggal makan ini aja ya ehe. Tempatnya kalo dari hotel saya ga begitu jauh, 10 menit jalan kaki. Minumnya ada teh tarik yang nikmat, hmm sedap alhamdulillah.

20150918_075507
Roti Kubus

Lalu saya juga pernah coba nasi turki yang saya ga tahu nama asli makanannya apa. Nasi ditumis dengan bawang putih dan disajikan dengan daging ayam bakar dilengkapi garnish bawang bombay dan seledri plus bonus roti gandum. Rasanya enak, porsinya juga besar, kemarin saja saya sampai makan berdua dengan ayah saya. Satu porsinya harganya 10 real alias 40000 rupiah, untuk porsi sebanyak itu, worth it sih. Oiya tempatnya juga sangat dekat dengan hotel saya, tinggall jalan kaki 2 menit juga sampai.

20150918_195345
Nasi Turki

Sebenarnya masih banyak kuliner yang belum saya cicip, nanti kalau saya wisata kuliner lagi saya cerita lagi deh ya. Sip, segini dulu aja ya, terima kasih sudah menyempatkan membaca 🙂

 

Originally posted on my tumblr, arahmadini.tumblr.com