(Hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saat menunaikan ibadah haji)
Note : Mohon maaf bila terdapat banyak typo karena saya mengetik tulisan ini dengan handphone, bukan laptop. Silakan dishare, tapi tolong jangan lupa cantumkan sumbernya yaa terima kasih 🙂
[Diary Haji] Day 15 : Sehari di Masjidil Haram 2
Mekkah, 15 September 2015
Assalamualaikum
Halo, saya Yunda, 19 tahun, tinggal di Bandung. Alhamdulillah saya dan keluarga saya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, Insya Allah. Doakan kami jadi haji mabrur ya 🙂
Sesuai dengan yang saya bilang kemarin, hari ini kami akan keliling masjidil haram. Bersama-sama kami berangkat naik bis pukul setengah 3 pagi, sampai di sana sekitar jam setengah 4 karena macet saat lewat terowongan. Setelah cari tempat shalat kesana-kemari akhirnya dapatlah tempat dan kami langsung shalat tahajud sampai shubuh.
Beres shalat shubuh acara keliling-keliling pun dimulai. Pertama kami diajak keliling ke bagian dalam masjid baru yang ternyata sudah dibuka sejak 2013 lalu, wow tahu gitu dari kemarin shalatnya di sini aja ya. Interiornya benar-benar bagus, bahkan lubang-lubang kecil di dinding yang saya kira itu untuk aksen, ternyata itu lubang untuk ac. Yang menarik, lampu-lampu gantung di sini dibuat secara terpisah (knock down) sebelum dipasang dan lampu ini dipesan secara khusus dengan ukiran tulisan tahlil, jadi mau cari lampu ini ke segala penjuru dunia pun jelas ga akan ketemu selain di masjidil haram ini.
Lanjut lagi, kami menuju pintu keluar utama yang namanya King Abdul Aziz gate. Begitu keluar, kami bisa langsung melihat zamzam tower di hadapan kami. Fyi, zamzam tower ini dibangun salah satu alasannya adalah untuk menyaingi tinggi tower yang ada di Dubai sehingga tidaknada menara yang lebih tinggi selain zamzam tower yang masuk dalam pelataran masjidil haram. Zamzam tower ini merupakan gabungan dari 10 hotel berbintang kelas dunia seperti hilton dan lainnya serta mall yang sistem pengelolaannya terbagi antara managemen hotel Eropa/Amerika sebagai pemilik asli dan managemen dari Arab Saudinya sendiri. Hotel ini seringnya digunakan bagi para jamaah yang mau haji atau umroh, bukan yang mau berwisata.

Oiya zamzam tower ini ternyata dibangun dengan uang negara lo. Wah apa ga rugi tuh? Kata ketua rombongan saya, balik modalnya ternyata cepat dan raja Arab Saudi sudah menetapkan segala keuntungan bersih yang didapat pemerintah 100 persen dipakai untuk keperluan pembangunan dan perluasan masjidil haram. Keren ya?
Kami pun masuk ke mall zamzam tower, yah suasananya hampir sama sih dengan mall-mall di Indonesia, hanya saja di sini didominasi oleh toko parfum dan toko perhiasan. Di sini juga ada toko yang terkenal yaitu Bin Dawood. Kalau di Indonesia sih yaa semacam giant, yogya, carefour, dan teman-teman lah ya. Di toko ini memang harganya lebih miring daripada di toko-toko lain dan produknya juga lebih lengkap. Terus di lantai basement juga ada ‘pasar seng baru’ yang menjual berbagai oleh-oleh. Dulu, mereka ini berjualannya di pasar yang disebut pasar seng (atap pasarnya dari seng) tapi kemudian pemerintah memberikan tenpat bagi mereka untuk berjualan di zamzam tower ini. Oiya di sini katanya ada yang jual pie apel enak, sayangnya saya ga nemu itu di mana, kalau ada yang tahu kasihtahu ya hehe.
Dari zamzam tower kami menuju terminal bis untuk pulang. Kami sempat mampir ke lokasi kejadian crane jatuh. Saya baru tahu ternyata cranenya itu dibawahnya ada roda seperti tank jadi waktu kena badai pasir dia langsung terdorong.
Dekat terminal bis ada bangunan kuning yaitu perpustakaan Masjidil Haram. Sayangnya perpustakaan ini sekarang ditutup karena tempat ini diyakini menjadi tempat Rasulullah dulu lahir sehingga takut dikultuskan kalau dibuka.

Dan jalan-jalan pagi pun beres, setelah beli sarapan martabak telor ala arab dan teh tarik, kami pulang.
Originally posted on my tumblr, arahmadini.tumblr.com