[Diary Haji] Day 14 : Kisah Kota Mekkah

(Hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saat menunaikan ibadah haji)

Note : Mohon maaf bila terdapat banyak typo karena saya mengetik tulisan ini dengan handphone, bukan laptop. Silakan dishare, tapi tolong jangan lupa cantumkan sumbernya yaa terima kasih 🙂


[Diary Haji] Day 14 : Kisah Kota Mekkah

Mekkah, 14 September 2015

Assalamualaikum

Halo, saya Yunda, 19 tahun, tinggal di Bandung. Alhamdulillah saya dan keluarga saya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, Insya Allah. Doakan kami jadi haji mabrur ya 🙂

Tidak hanya Madinah, Mekkah mempunyai banyak kisah yang menarik untuk diketahui, apalagi ini adalah kota tempat Rasulullah lahir dan dibesarkan. Di kota ini juga tempat Rasulullah diangkat menjadi Nabi dan memulai tugas dakwahnya, sehingga sayang sekali kalau sudah di sini, tapi tidak tahu tempat-tempat bersejarah itu.

Pagi-pagi jam 7 kami sudah disuruh berkumpul dan menaiki bis untuk pergi ke destinasi pertama, yaitu jabal tsur. Seperti yang kita tahu, di gunung ini terdapat gua tsur yang menjadi tempat persembunyian Rasul dan Abu Bakar saat sedang berhijrah ke Madinah secara sembunyi-sembunyi. Fyi, letak gua tsur dan Madinah sendiri sebenarnya berlawanan, Madinah ada di sebelah utara kota Mekkah sedangkan gua tsur ada di selatan Mekkah. Rasul sengaja memilih untuk bersembunyi di gua tsur untuk mengecoh musuh agar mereka tidak tahu tujuan hijrah Rasul. Meskipun begitu, ada saja musuh yang curiga akan tempat persembunyian Rasul di gua tersebut, dan Allah menunjukkan kekuasannya dengan ‘membuatkan’ sarang laba-laba, menyembunyikan jejak kaki dengan perantara unta yang menginjak-nginjak jejak tersebut, dan adanya sarang burung sehingga musuh pun terkecoh dan mengira Rasul serta Abu Bakar tidak ada di sana.

Gua tsur sendiri letaknya di puncak gunung tsur yang cukup tinggi. Medannya cukup berat karena gunungnya sendiri merupakan gunung batu, jadi waktu saya kesana, kami tidak diizinkan untuk naik. Pertama kali lihat, saya tidak menyangka kalau lokasi guanya ternyata setinggi itu dengan medan seberat itu, kebayang ya waktu zaman Rasul kaya gimana, Allahu Akbar.

20150914_071619
Gunung Tsur

Tidak berlama-lama di sini, kami segera menuju tempat kedua, yaitu jabal rahmah, tempat bertemunya kembali Nabi Adam dan Siti Hawa saat mereka diturunkan ke bumi dalam tempat yang berbeda. Di puncak jabal rahmah ini ada monumen yang kadang disalahgunakan terutama oleh jamaah Indonesia. Ada yang menulis namanya misal ‘A ♡ B’ atau ada juga yang menaruh foto perempuan dan laki-laki, semua ini katanya biar mereka ini berjodoh, padahal kan ya tidak ada tuntunannya, monumen ini kan hanya sebagai tanda saja.

Berhubung gunung ini tidak terlalu tinggi, saya iseng-iseng coba naiklah ditemani ayah saya. Wah medannya memang berat ya karena sekali lagi di Mekkah ini semua gunungnya gunung batu. Ditambah ada pasir yang membuat batu jadi licin, sehingga harus pintar-pintar cari jalan karena memang di gunung ini sendiri belum dibuat trek untuk naik ke atas.

20150914_080154
Puncak Jabal Rahmah

Barangkali butuh, saya bakal kasih tips untuk naik ke jabal rahmah (berlaku juga buat ke gua tsur sama gua hira meskipun memang saya belum kesana), soalnya kemarin jujur saya saltum waktu kesana, jadi naik ke puncaknya susah.

  1. Siapkan fisik, terutama buat ke gua tsur dan gua hira. Disini semua gunungnya berbatu.
  2. Pakai alas kaki yang bergrip, boleh sandal gunung, sepatu olahraga, sandal jepit juga sebenarnya tidak masalah asal solnya tebal, kemarin ayah saya pakai sandal jepit merk sejuta umat dan ayah saya hampir kepeleset waktu turun.
  3. Usahakan pakai celana, untuk yang perempuan, gak masalah kalau pakai rok, tapi jangan pakai rok yang bahannya melar karena takut malah nyangkut ke batu atau berpotensi keinjek kaki sendiri, kaya saya waktu kemarin tuh begini, jadi terpaksa roknya harus agak diangkat biar ga keserimpet.
  4. Kalau mau bawa tas, usahakan pakai tas punggung atau tas pinggang, jangan tas selempang apalagi tas cantik karena nanti susah, bakal keseret-seret terutama waktu meramgkak turun
  5. Jangan lupa bawa topi, karena kalo kesananya siang bakal panas banget
  6. Terakhir jangan lupa bawa handphone berkamera buat dokumentasi (baca ; foto-foto) hehe

Oke kembali ke laptop. Setelah turun dari jabal rahmah dengan mandi keringat, kami harus segera masuk bis ke tempat selanjutnya, yaitu Mina, tempat yang akan dipakai untuk bermalam saat nanti mau melempar jumrah. Kalau wukuf, bermalamnya di Arafah dan jabal rahmah ini termasuk wilayah Arafah.

Sepanjang perjalanan menuju Mina, saya sempat lihat ada monorel yang katanya baru jadi dan sedang dalam tahap uji coba, sayangnya yang boleh naik nantinua hanya oranh Arab saja karena memang armadanya masih terbatas. Terus di atas tebing juga terdapat istana raja yang dipakai keluarga kerajaan saat bermalam di Mina, tidak seperti kami yang bermalamnya di tenda hehe.

Tibalah kami di Mina, memang kami tidak mampir hanya sekedar survey. Terlihat jelas tempat yang akan dipakai untuk lempar jumrah nanti berupa tiga pilar besar yang terbagi dalam empat tingkat. Di sekitarnya terlihat banyak tenda tersebar yang nanti akan dipakai bermalam. Kata ketua rombongan saya, tenda yang akan kami pakai letaknya di balik gunung, dan jarak ke tempat lempar jumroh itu sekitar 3 kilometer dan kalo kesana nanti harus jalan kaki! Ya Allah semoga diberi kekuatan

20150914_085110
Jamarat – Tempat Melempar Jumrah

Fyi, pada gunung ini ada terowongan yang dulu sempat roboh pada tahun 90an, alhamdulillah sekarang terowongannya sudah kuat dan sudah dibuat dua jalur keluar dan masuk, tidak seperti dulu yang hanya satu jalur jadi Insya Allah amanlah. Dekat situ juga ada hotel untuk para jamaah haji onh plus.

Puas melihat-lihat kami langsung menuju jabal nur, tempat gua hira yang dijadikan Rasul sebagai tempat untuk berdiam diri sekaligus tempat turunnya ayat alquran pertama. Gunungnya hampir sama dengan gunung tsur dan rahmah hanya saja jabal nur ini bentuknya mirip dengan punuk unta. Letak gua hira sendiri ada di puncak jabal nur yang jaraknya kira-kira 15 kali bolak-balik naik-turun jabal rahmah. Sebenarnya kalau mau naik, di sini sudah ada treknya jadi lebih enak. Yang lucu adalah saya lihat di puncak gunung ada suatu bangunan warna putih (maaf ya di foto ga kelihatan, salahkan kamera saya yang pixelnya ga begitu bagus huhu) saya kira itu seperti gate bertuliskan ‘selamat datang di situs gua hira’ atau apalah, ternyata kata ketua rombongan saya itu adalah….

….warung!

Hah warung? Iya warung, di sana dijual air putih, teh tarik, dan susu bagi jamaah yang mau melepas lelah setelah menaiki gunung.

20150914_090544
Jabal Nur, Tempat Gua Hira Berada

Setelah dari sana, kami diajak berkeliling kota Mekkah melewati flyover. Kami juga melewati makam Siti Khadijah, istri Rasulullah yang dimakamkan di pemakaman umum bersama yang lainnya (maaf saya ga bisa foto). Kami juga melihat pusat oleh-oleh yang katanya harganya miring, ya kalau di kita kaya Pasar Baru Bandung lah ya hehe.

Sampailaj kami di museum sejarah Islam yang menyimpan benda-benda bersejarah seperti talang emas ka’bah pertama,  pondasi-pondasi masjidil haram dari masa ke masa, kain kiswah penutup ka’bah, dan ada juga alquran pertama yang ditulis dan dibukukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan serta dokumentasi lokasi pintu sumur zam-zam dekat ka’bah yang sekarang sudah ditutup.

Selesailah acara hari ini. Besok katanya mau keliling masjidil haram, yey.

 

 

Originally posted on my tumblr, arahmadini.tumblr.com