[Diary Haji] Day 6 : Gelang Penyelamat Hidup

(Hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saat menunaikan ibadah haji)

Note : Mohon maaf bila terdapat banyak typo karena saya mengetik tulisan ini dengan handphone, bukan laptop. Silakan dishare, tapi tolong jangan lupa cantumkan sumbernya yaa terima kasih 🙂


[Diary Haji] Day 6 : Gelang Penyelamat Hidup

Madinah, 6 September 2015

Assalamualaikum

Halo, saya Yunda, 19 tahun, tinggal di Bandung. Alhamdulillah saya dan keluarga saya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, Insya Allah. Doakan kami jadi haji mabrur ya 🙂

Bisa lihat foto gelang yang saya pakai? Ada tiga jenis gelang setidaknya yang harus saya pakai (abaikan gelang hitam yang paling kanan, itu gelang oleh-oleh khas sini hehe). Sebenarnya yang paling penting untuk dipakai hanya dua, tapi sebagian besar orang mendapat tiga gelang.

Gelang apa saja? Gelang pertama dari kiri, itu adalah gelamg identitas maktab atau hotel tempat menginap, lalu gelang yang warna kuning itu gelang kesehatan dan tidak semua orang dapat gelang ini. Warnanya juga tak hanya kuning, tapi ada hijau juga merah. Gelang merah diberikan pada jamaah yang usianya lebih dari 60 tahun dan mempunyai riwayat penyakit. Gelang hijau diberikan pada jamaah yang usianya lebih dari 60 tahun tapi tidak mempunyai riwayat penyakit. Gelang kuning diberikan pada jamaah yang usianya kurang dari 60 tahun dengan riwayat penyakit. Di gelang ini tertulis kode untuk memudahkan petugas kesehatan haji memantau kesehatan kami. Kebetulan saya dikasih gelang kuning karena ada riwayat asma.

Gelang ketiga ini sebenarnya gelang yang paling penting, tidak boleh dilepas sama sekali, apalagi hilang. Ya, gelang ini adalah gelang identitas, di sini tertulis nama, kloter, dan nomor paspor, sehingga kalau ada masalah apapun (ya mudah-mudahan nggqk ada aamiin),akan mudah untuk dicari databasenya.

Semula, saya merasa ngapain sih harus pakai gelang banyak-banyak? Tapi ternyata sekali lagi gelang ini samgat penting, bahkan bisa menyelamatkan hidup orang.

Setidaknya itu yang terjadi pada salah satu anggota rombongan saya, namanya Pak Daskam, sudah sepuh usianya 73 tahun. Sejak shubuh kemarin, beliau dinyatakan hilang.

Berbagai macam cara sudah dilakukan untuk mencari beliau, ketua rombongan saya sampai menyiair setiap hotel (takut beliau kesasar salah masuk hotel), ke rumah sakit (takut beliau sakit dan dirawat), hingga menyebar fotonya ke seluruh panitia haji.

Pagi ini, ada laporan dari panitia kalau ternyata banyak jamaah haji yang mukanya mirip dengam beliau, jadi butuh usaha ekstra untuk mencarinya. Kami semua pun berdoa semoga beliau baik-baik saja.

Dan selepas dhuhur, tiba-tiba datanglah panitia yang mengantaf Pak Daskam kembali ke hotel kami dan dia bilang begini, “untung Bapaknya masih pake gelang, jadi begitu liat orang yang mukanya sama kaya yang difoto langsung liat gelangnya, bener nggak namanya Pak Daskam”

Dan saat mendengar itu saya tiba-tiba langsung merinding sendiri sekaligus menyadari betapa pentingnya memakai gelang-gelang itu. Coba kalau Pak Daskam tidak pakai gelang, jangan-jangan panitia tidak akan memeriksanya karena memgira beliau bukanlah jamaah haji.

Fyi soal Pak Daskam, selepas shalat shubuh beliau terpisah dari regunya di dalam masjid dan tidak tahu arah pulang. Kemudian beliau bertanya pada lima orang Indonesia yang kebetulan di dekatnya, bukannya membantu, mereka justru ‘merampok’ Pak Daskam dengan dalih memeriksa tas paspor yang kebetulan dibawanya. Kemudian mereka hampir membawa Pak Daskam hampir dibawa ke hotel mereka, tapi Pak Daskam berteriak bahwa itu bukan hotelny sehingga lima orang ini mengembalikan Pak Daskam kembali ke masjid dan Pak Daskam terus berada di sana sampai ditemukan panitia haji.

Alhamdulillah Allah sayang dengan Pak Daskam, meskipun selama teesesat beliau tidak makan, hanya minum air zam zam yang ada di masjid, beliau tidak sakit dan yang terpenting bisa kembali bersama kami.

 

 

Originally posted on my tumblr, arahmadini.tumblr.com